Kerasukan Reog


Keadaan cafe di belakang fakultas kedokteran saat ini sedang ramai-ramainya. Banyak diantaranya selain mahasiswa kedokteran yang datang pada siang hari ini. Apalagi di saat jam makan siang. Ratu dan Satria sudah tiba lebih dulu daripada Deska. Kakak beradik itu bahkan sudah menghabiskan makan siang mereka. Sebab perut mereka sudah terasa keroncongan karena mendekati jam makan siang tadi.

Sembari menunggu kedatangan Deska. Masih sempatnya Ratu memoles kuku-kukunya dengan cat kuku tak berwarna, bening. Saat setelah dipoles, kuku itu pun tampak mengkilap. Sudah sangat pas untuk menjambak dan mencakar wajah Deska jika wanita ular itu banyak bertingkah dengannya.

“Mau berantem doang lo nggak perlu kutekan anjir,” seru Satria berbicara ngegas pada sang adik.

“Justru itu. Harus tetap keren dong. Siapa tau nanti viral lagi,” tukasnya seraya meniup kuku-kukunya. Ponselnya yang bergetar di dalam tas pun sampai diabaikan karena sibuk prepare untuk bertarung bersama Deska. Terakhir Ratu membaca pesan dari Deska. Wanita itu mengatakan jika dia akan segera sampai ke tempat pertemuan mereka.

Sekitar lima menit Ratu menunggu setelah pesan terakhir. Tak lama setelah itu empat orang perempuan masuk ke dalam cafe dengan gaya angkuh dan langsung menghampiri Ratu yang duduk sendirian karena Satria tengah merokok di luar. Di dekat smoking area.

Segelas es jeruk milik Ratu tumpah di atas meja dan mengenai celananya karena kaki meja cafe tersebut sengaja ditendang oleh orang yang memang ditunggu sejak tadi.

“Ups,sorry!” Ucap Deska sambil tertawa. Dan ketiga temannya pun ikut tertawa.

“Jangan banyak bacot. Duduk lo!” Seru Ratu menunjuk Deska dengan jari telunjuknya.

“Males. Ogah gue duduk deketan sama lenjeh.”

“Lacur kok malah teriak lenjeh,sih? Sehat?” teriak Ratu menarik perhatian beberapa pengunjung cafe yang ada di situ.

“Alah, bintang bokep nggak usah sok suci deh lo! Si Raja udah lo kasih jatah apem busuk lo juga,ha?!”

“Mulut calon dokter ternyata begini. Bau kayak sampah!” balas Ratu. Ternyata perkataan Deska barusan membuat emosi Ratu terpancing. Ratu pun menggebrak meja di depannya.Beberapa pengunjung kembali menoleh ke arah mereka. Sepertinya akan terjadi keributan besar sebentar lagi karena Deska mulai melakukan penyerangan pada Ratu.

“Tembak Ja,tembak! Sumpah lo tolol anjing!”

“Bacot monyet!”

Sementara itu di lain meja di sudut cafe yang sama dengan Ratu dan Deska. Tiga orang pemuda sedang asiknya mabar tanpa tahu di dalam cafe sudah terjadi keributan antara dua orang wanita cantik yang saling melakukan aksi jambak rambut dan cakar mencakar seperti harimau.

“Ada yang berantem woi!” Ujar salah seorang pengunjung di sebelah meja Raja, Cakra dan Ansel.

“Siapa?”

“Katanya anak fakultas kedokteran sama seleb twitter yang video mesumnya pernah kesebar.”

Sedang asyiknya mabar. Seketika itu juga Raja dan kedua temannya langsung menghentikan permainan mereka, saling bertatapan beberapa detik sebelum pada akhirnya Raja bangkit dari duduknya dan berlari mendekati kerumunan pengunjung cafe yang menyaksikan dua orang wanita yang sedang berkelahi.

“Tete lo implan anjing!” teriak Ratu meremas sebelah dada Deska saat jari-jari wanita itu menjambak keras rambutnya sampai terasa perih dan membuatnya pening.

“Gue telanjangin mampus lo lonte!” Deska nggak mau kalah. Aksinya menyerang Ratu dibantu oleh dua temannya yang memegang Ratu dan satu temannya lagi berusaha menarik kancing kemeja yang digunakan perempuan itu.

“Beraninya main keroyokan lo pada asu!”

“Robek aja bajunya!” perintah Deska pada kedua temannya yang memegang tangan Ratu. Pada bagian lengan Ratu memang terlihat sudah mulai robek sedikit karena ulah Deska. Ingin mempermalukan Ratu dengan menelanjangi mantan temannya itu.

Tidak ada yang melerai, termasuk Satria yang hanya tertawa melihat adiknya seperti tengah kerasukan reog. Bukannya tidak ingin membantu. Dia sangat tahu jika adiknya itu seorang mantan preman. Hal seperti yang terjadi ini sudah sering dia lihat saat Ratu masih SMA.

Saat dua buah kancing baju Ratu akan terlepas. Raja pun datang menerobos kerumunan dan melihat sang kekasih akan dipermalukan oleh Deska dan teman-temannya. Tentu saja hal itu membuat Raja murka detik itu juga.

“Lo apain cewek gue bangsat!”

Suara keras Raja pun terdengar menggelegar di dalam ruangan tersebut. Suara gaduh keributan yang terjadi pun langsung berubah hening.

“Raja?”

“Mas Raja…!”

Saat Deska terkejut dengan kehadiran Raja secara tiba-tiba. Saat itu juga Ratu memanfaatkan kesempatan emas untuk membalas Deska. Satu tonjokan keras pun melayang ke wajah cantik perempuan itu. Membuat Deska jatuh terduduk sambil memegangi pipinya yang berdenyut sakit.

“Ratu anjing!” pekik Deska menahan denyut di pipi sebelah kanannya yang mendapatkan bogeman mentah Ratu.

“Itu buat lo karena ganjen sama cowok orang. Bapak lo susah-susah jual sawah buat biaya kuliah lo. Tapi disini lo malah ngelonte.”

“Nggak usah bacot lo anjing. Lo nggak lebih sampah dari gue Ratu! Modal ngangkang doang!”

“Ngomong sekali lagi biar rahang lo gue bikin geser!”

“Sayang udah. Stop!” Raja pun akhirnya melerai sang kekasih dengan berdiri di depan tubuh yang lebih kecil darinya itu. Secara naluriah tangan Raja bergerak mengancingi semua kancing baju kemeja Ratu. Tidak ingin membiarkan sang kekasih menjadi tontonan orang ramai.

Tatapan tajam Raja langsung tertuju pada Ayu yang hampir menangis sambil memegang pipinya. Sudah pasti sakit sekali rasanya saat di bogem mentah oleh Ratu.

“Gue tau lo sebenarnya nggak suka sama Raja. Lo berusaha deketin dia karena lo tau kalo Raja cowok gue.”

“Gila lo Ratu!”

Telinga Raja sudah panas sekali rasanya mendengar perang mulut dua wanita itu. Sudah dilerai seperti ini pun masih sempatnya juga mereka akan kembali saling serang. Mau tak mau Raja harus membawa Ratu pergi dari sini,segera.

“Ayu, aku nggak nyangka ternyata kamu semengerikan ini. Aku bakal bilang ke orang tuamu. Ngadu ke mereka tentang kelakuanmu selama di Jakarta. Sudah pasti mereka akan kecewa dengan kamu,Yu.”

Mendengar penuturan sang kekasih membuat Ratu merasa menang dalam melawan Deska kali ini. Tak sia-sia tadi dia dianiaya oleh Deska dan teman-temannya. Karena dengan begitu Raja dapat melihat sendiri bagaimana wajah asli dari Deska Ayu yang akan dijodohkan oleh keluarganya di Solo.

Sudah puas menonjok Deska. Sekarang dia semakin puas melihat wajah pucat pasi Deska yang ketakutan akan diadukan Raja kepada kedua orang tuanya di Solo. Ingin tertawa melihat wajah sialan Deska. Tapi dia harus tetap terlihat tersakiti di depan Raja.

“Lo liat,Cel?” bisik Cakra yang menjadi penonton petarungan sengit dua wanita cantik.

“Hm…”

“Cewek Raja kali ini bukan kaleng-kaleng. No kalem-kalem club. Suka gue cewek modelan begitu,asli.”

“Tapi yang satunya cakep juga,” celetuk Ansel.

[]